Review Buku Yang Berjudul Menggugat
Tasawuf
Karya Prov.dr.Amin Syukur M.A
Karya Prov.dr.Amin Syukur M.A
Tasawuf
sudah ada sejak Rasullah .
Secara
tasawuf berasal dari bahasa Arab yang diperdebatkan asal atau akar katanya .
ada yang mengatakan shuf ( Bulu domba ) sahafa ( Bwersih / Jernih ) shaf (
barisan terdepan ) . Suffah ( Masjid Nabawi )
Sedangkan
secara terminologis menurut harun nasution inti tasawuf ialah kesadaran adanya
komunikasi dan dialog langsung antara manusia dengan tuhan nya. Oleh karena itu
prilaku tasawuf harus tetap berada dalam kerangka syariat islam. Dalam kautan
ini al-juhaidi sebagaimana dinukil oleh al-Qusyairi mengatakan ;” Seandainya
ada seseorang yang diberi kemampuan luar biasa , misalnya bisa terbang di angkasa
, maka jangan cepet percaya dan tergiur kepadanya sebelum mengetahui bagaimana
keadaan dia dalam menjalankan syariat agama.
Dan
untuk masa sekarang tasawuf dituntut untuk mengarahkan orlentasi dan melaksanakan
tanggung jawab baru, Penyempurnaan moral individual kemoral structural (Sosial)
dengan cara-cara misalnya :
a.
Dari
jiwa ke jiwa
b.
Dari
rohani ke jasmani
c.
Dari
etika individual ke politik sosial
d.
Dari
mediasi ke tindakan terbuka dll
A.
Syarat
Tasawuf
Sebutan
tasawuf tidak pernah dikenal pada masa Nabi maupun khulafaur Rasyidin. Karena
pada masa itu para pengikut Nabi SAW diberi panggilan sahabat. Panggilan ini
adalah yang paling berharga pada masa itu.
Munculnya
istilah tasawuf baru dimulai pada pertengahan abad II I hijriyah oleh Abu hasim
Al-kufy dengan meletakkan Al-syufy dibelakang namanya. Dan meskipun ada yang
mendahuluinya dalam zuhud, wara dan tawakal dalam mahabah akan tetapi ia adalah
yang pertama kali diberi nama Al-Sufi.
1.
Factor
lahirnya tasawuf
Nicholsan
lebih condong menyimpulkan bahwa tasawuf itu sedikit banyak telah dipengaruhi
oleh faktor Nasrani, meskipun hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari
syair-syair mereka yang mengenal kerahiban. Mereka memuliakan para rahib itu
dan dari para rahib itu mereka mengambil pelajaran tentang tasawuf. Pandangan
ini dibentak oleh nasyar, bahwa yang diteladani dan diminta petunjuk bukan
rahib Nasrani , akan tetapi para hanif yang tidak mau menyembah berhala.
Dengan demikian tasawuf lahir
karena didorong ajaran islam sebagaimana terkandung dalam kedua sumbernya
AL-QUR’AN dan Al-Sunnah, yakni mendorong agar umatnya beribadah, berprilaku
baik, yang semua itu adalah inti tasawuf.
2.
Sejarah
Perkembangan Tasawuf
Pada
masa khulafa Al-Rasyidin ketiga yang pertama, istilah Qurra dipakai sebagai panggilan
bagi pagkaji Al-Qur’an. Setelah kematian Ali dan husaif, muncul orang-orang
yang merasa dirinya banyak dosa sehingga selalu bertaubat kepada ALLaH. Mereka
ini disebut tawwabin. Ada pula kelompok yang selalu mengucurkan air mata
kepedihan dan mereka ini disebut Buka’in. Lebih jauh lagi berkembang istilah
baru yakni Qoshshash ( pendongeng ) Nusak ( Ahli ibadah ) , Rabbaniygin ( Ahli
ketuhanan ) dan sebagainya.
Seperti
diketahui, bahwa Sejarah islam ditandai dengan peristiwa tragis, yakni
pembunuhan terhadap diri khalifah ketiga Ustman bin affan. Dari peristiwa itu
secara berantai terjadi kekacauan dan kemerosotan Akhlak. Hal ini menyebabkan
sahabat-sahabat yang masih ada dan pemuka-pemuka islam yang mau berfikir ,
berikhtiar membangkitkan kembali ajaran islam, pulang masuk masjid,
mendengarkan kembali khisah mengenai zuhud dsb.
B.
Ajaran
tasawuf
1.
Konsep
ketuhanan dalam tasawuf
Berbicara tentang tuhan dalam
kaitannya dengan tasawuf. Segera timbul pertanyaan, mengapa justru tuhan yang
tema utamanya ? Jawaban dari pertanyaan ini harus dikembalikan lagi kepada
esensi dari ajaran tasawuf itu sendiri yakni mendekatkan diri sedekat mungkin
kepada tuhan sehingga ia dapat melihatnya sendiri dengan matahari.
Dalam
ajaran islam tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya tuhan kepada
manusia dijelaskan oleh Al-Qur’an, jika hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang
aku, maka aku sangat dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika aku
dipanggil ( Qs. Al baqarah : 186 )
2.
Konsep
Manusia Dalam Tasawuf
Manusia adalah alam kecil, sebagian
dari alam besar yang ada diatas bumi, sebagian dari makhluk yang bernyawa.
Proses tuhan menjadikan maklhluk dijelaskan oleh Harun Nasution. Sebelum
menjadikan makhluk terlebih dahulu melihat pada dirinya sendiri. Dalam kesendiriannya
itu terjadilah dialog antara tuhan dengan dirinya itu terjadilah dialog antara
tuhan dengan dirinya sendiri, suatu dialog yang tidak mengandung kata-kata
maupun huruf. Yang dilihat ALLaH adalah kemuliyaan dan ketinggian Drajatnya.
Dan diapun cinta pada dirinya sendiri. Diapun mengeluarkan yang tiada bentuk dari
dirinya yaitu Adam.
Dengan demikian dalam diri manusia
terdapat unsur Lahut dan Nasut. Karena itu persatuan antar tuhan dan manusia
dengan manusia sangat dimungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar