Asal
Mula dan Sejarah Desa Bantrung
(Barang Beto Kentrung)
Desa Bantrung
adalah salah satu desa di Kecamatan Batealit, Jepara. Letak desa ini jika dari
arah Jepara berada lebih kurang 7 Km ke arah hutan pinus Setra. Desa Bantrung
berbatasan langsung dengan Desa Bawu.
Lantas bagaimana
cerita asal mula desa yang tidak jauh dari pusat kecamatan itu dinamakan
Bantrung? Berikut cerita yang dituturkan salah satu warga desa bantrung yakni
(ibu siti nuri’ah).
Mulanya di desa
yang kini bernama Desa Bantrung sering didatangi pengamen yang menggunakan
kentrung (rebana) sebagai alat musiknya. Setiap hari pengamen tersebut berjalan
keliling dengan menabuh rebana seorang diri. Oleh sebab itulah, wilayah
tersebut dinamakan Desa Bantrung.
Karena saking
luasnya wilayah mengamen, orang tersebut pun memetak-metakan desa Bantrung
menjadi enam kelompok, yang kini dinamakan dukuh.
Pertama Bantrung
Pendem. Kenapa dinamakan Bantrung Pendem? Karena di wilayah ini, banyak
terdapat makam. Jadi sepanjang perjalanan orang tersebut mengamen menjumpai
banyak makam. Itu sebabnya diberi nama Bantrung Pendem.
Kemudian Bantrung
Kedung Dowo. Dinamakan Bantrung Kedung Dawa lantaran saat mengamen menggunakan
kentrung, si pengamen dalam perjalanan ngamennya menjumpai (dan menyusuri) sungai
yang sangat panjang dan dalam. Kedung dalam bahasa Jawa yaitu bagian sungai
yang paling dalam (palung sungai), sedangkan dawa artinya panjang.
Selain itu, ada yang
diberi nama Bantrung Krajan. Nama tersebut diberikan lantaran saat berkeliling
mengamen, pengamen tersebut menjumpai banyaknya kranjang yang terbuat dari
janur. Selain menjumpai banyak kranjang janur, si pengamen menjumpai sungai
dengan bebatuan yang melekah.
Berikutnya Dukuh
Bantrung Ngancar. Dulunya ada pengamen yang sedang berkeliling mengamen pasti
beristiharat minum dan mandi di sungai yang airnya jernih. Aliran air sungai
itu mengalir deras. Selain itu, di sungai tersebut juga terdapat air terjun.
Selanjutnya Bantrung
Sekuto dan Bantrung Sendang. Menurut, kenapa dinamakan Bantrung Sekuto?, karena
wilayah tersebut wilayah yang paling ramai. Itu sebabnya diberi nama Bantrung
Sekuto, yaitu dari kata Kuto (Kota). Dimana kota selalu identik dengan pusat
keramaian. Sedangkan untuk penamaan Bantrung Sendang, bu siti menuturkan karena
dulunya di wilayah tersebut banyak terdapat sendang atau belik. Sendang atau
belik (bahasa Jawa) yaitu sumber mata air yang keluar dari tanah. Kemudian
membentuk seperti kolam besar.
Kali ini ibu siti
nuri’ah nampak lebih bersemangat menuturkan legenda-legenda pedukuhan di desa
tempatnya bermukim. Kebanggan itu nampak, mungkin beliau sadar betul karena tak
banyak generasi saat ini yang ingin belajar mengetahui legenda asal mula desa
tempatnya tinggal. Padahal, setiap desa pasti memiliki cerita legenda yang
melatarbelakangi penamaan atau terjadinya desa tersebut.
terimakasih telah berkunjung....
selain bikin artikel pelajaran dan sejarah saya juga bikin furniture..
BalasHapussilahkan lihat website furniture saya di..
mebel jepara
wah baru tahu kalau desa bantrung awal mulanya seperti itu, januari 2019 kemarin sampai bulan maret nanti masih mengeksplor desa bantrung. semoga aja bisa napak tilas dan semoga bisa menggali informasi lebih tentang desa bantrung
BalasHapus