KATA
PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan
pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunianya, Sehingga saya
telah menyelesaikan makalah salah satu tugas sekolah mata pelajaran
Bahasa Arab.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Atas segala bantuan dari segala pihak semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Kritik dan saran sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah ini Semoga makalah ini bermanfa’at khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca,
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian makalah ini.
Atas segala bantuan dari segala pihak semoga Allah SWT membalas dengan pahala yang berlipat ganda. Kritik dan saran sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah ini Semoga makalah ini bermanfa’at khususnya bagi saya dan umumnya bagi pembaca,
Jepara, 20
Agustus 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………......1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….........2
BAB 1PENDAHULUAN………………………………………………………………….......
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………......3
B. Rumusan masalah…...…………………………………………………………………......3
C.Tujuan ...................................................................................................................................3
BAB 11 PEMBAHASAN …………………………….. ………………………………….....4
A. Pengertian Athaf…………………………………………………………….......................
B. Macam-Macam, Makna, Fungsi Dan Penggunaan Athaf …………………………………………………………………………………………….......7
BAB 11 PEMBAHASAN …………………………….. ………………………………….....4
A. Pengertian Athaf…………………………………………………………….......................
B. Macam-Macam, Makna, Fungsi Dan Penggunaan Athaf …………………………………………………………………………………………….......7
BAB111PENUTUP....................................................................................................................
Kesimpulan…………………………………………………………………………..............18
Saran……………………………………………………………………………………........18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………......19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………......19
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Al – Athfu merupakan salah satu kaidah
tata bahasa dalam bahasa Arab dalam hal diperlukan pemahaman yang sangat
mendalam dalam mempelajarinya. Apabila salah memahaminya maka kita akan salah
dalam pema’naannya. Maka diperlukan ketelitian.
2.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konjugasi arab (athaf) ?
2. Apa saja macam – macam huruf athaf
?
3. Bagaimana makna dan fungsi huruf athaf ?
4.
Bagaimana penggunaan huruf athaf dalam kalimat ?
3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan konjugasi arab (athaf).
2. Mengetahui macam – macam huruf athaf.
3. Mengetahui makna dan fungsi huruf athaf.
4. Mengetahui penggunaan athaf
dalam kalimat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ATHAF
اَلْعَطْفُ هُوَ تَابِعٌ يَتَوَسَّطُ بيْنَهُ وَبَيْنَ مَتْبُوْعِهِ أحَدُ حُرُوفِ الْعَطْفِ
Keterangan :
ATHAF ialah kata nama yang mengikuti akhiran kata yang menghubungkan dengan menempati kedudukan terhubung (ma’thuf), dan ia harus dibaca mengikuti baris akhiran kata nama sebelumnya.
Athaf secara bahasa artinya kembali , karena pembicara mengembalikan kepada lafl yang pertama
lalu menjelaskannya dengan lafal sesudahnya . Athaf adalah penyerta yang
diantara ia dan lafal yang disertai terdapat salahsatu athaf.
Athaf adalah isim atau fi’il yang mengikuti
isim atau fi’il sebelumnya yang dihubungkan dengan salah satu huruf athaf.
Kata
penghubung disebut juga konjungsi atau kata sambung, yang berarti kata tugas
yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa
dengan frasa, atau klausa dengan klausa(Hasan Alwi, dkk.,2003:296). Dalam
pengertian lainnya, konjungsi adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan
satuan yang lain dalam konstruksi hipotaktis, dan selalu menghubungkan dua
satuan lain atau lebih dalam konstruksi(Harimurti, 2007:102).
Konjungsi
adalah kategori yang berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam kontruksi
hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain dalam konstruksi
hipotaksis, dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau lebih dalam
konstruksi. Konjungsi menghubungkan bagian-bagian ujaran yang setataran maupun
yang tidak setataran. Keanekaragaman bahasa menyebabkan beberapa konjungsi
sulit dibedakan dari preposisi(Kridaasana, 2007:102).
Kata
penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, antar kalimat,
dan antar paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak di
tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat
(setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar
paragraf letaknya di awal paragraf.
Dari
beberapa definisi diatas dapat Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijabarkan
bahwa pada dasarnya (konjungsi) berfungsi menghubungkan kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat.
Kata
penghubung atau konjungsi dalam bahasa arab disebut Athof. Athof adalah jenis tawabi yang
terletak setelah huruf athof, yang merupakan penghubung antara isim yang
satu dengan yang lainnya, atau fi’il yang satu dengan yang lainnya.
Sama
halnya dengan kata penghubung dalam bahasa Indonesia, selain menghubungkan kata
dalam satu kalimat, athof juga
menghubungkan kata antar kalimat dan paragraf. Dengan hadirnya athof
yang menghubungkan satuan-satuan bahasa dapat menjadi sebuah gramatika yang
terpadu. Selain gramatika tersebut menjadi padu, akan timbul makna yang
bermacam-macam. Keanekaragaman hubungan makna tersebut mencerminkan adanya
keanekaragaman pesan dan permasalahn kehidupan manusia sebagai pengguna bahasa.
العطف
المواضع بعض في حتّى و لكنّ و
لا و و بل وإمّا، ام و واو ثمّ
و والفاء الواو:
هي و عشرة العطف حروف و
على او، خفضت مخفوض على او، نصبت منصوب على او، رفعت مرفوع على عطفت فإن
يقعد لم و يقم لم زيد و عمرو و بزيد مررت و، عمرا و زيدا رايت و، عمرو و زيد قام : تقول، جزمت مجزوم
“ Huruf athaf ada sepuluh, yaitu : الواو (dan), الفاء (kemudian), ثمّ (kemudian), او (atau), ام (atau), إمّا (atau), بل (tetapi), لا(tidak), لكنّ (akan tetapi), dan حتّى (hingga) pada sebagian tempat. Jika
mengathafkan sebuah kata kepada ma’thuf yang marfu’, engkau harus
merafa’kannya. Demikian pula halnya jika ma’thuf tersebut manshub,
engkau harus menashabkan athafnya. Bagitu pula jika ma’thuf beri’rab
makhfudh atau majzum, maka engkau harus menjadikannya khafadh
atau jazm. Sebagai contoh : يقعد لم و يقم
لم زيد و عمرو و
بزيد مررت و، عمرا و
زيدا رايت و، عمرو و
زيد قام “
Makna Athaf
Athaf terbagi kedalam dua makna, yaitu :
1. Secara etimologi bermakna الميل (condong),
contoh : فلان على فلان عطف (si Fulan lebih
condong pada si Fulan).
2. Secara terminologi Athaf
terbagi menjadi dua, yaitu :
a). Athaf bayan.
b). Athaf nasq.
B. MACAM-MACAM, MAKNA , FUNGSI, DAN PENGGUNAAN HURUF ATHAF
A. Athaf Bayan.
Athaf bayan adalah tabi’ yang berupa isim jamid dan
berfungsi menjelaskan matbu’nya jika berupa isim ma’rifat, dan
berfungsi mentakhshis (mengkhususkan) matbu’nya jika berupa isim
nakirah. Contoh : صديد ماء من
B. Athaf Nasaq.
Athaf nasq adalah athaf
yang diantara tabi’ dan matbu’nya terdapat salah satu dari
sepuluh huruf-huruf athaf. Huruf-huruf tersebut, yaitu :
1. Maknanya Wawu.
Wawu itu bermakna muthlaqul jam’i
(mutlaqnya mengathofkan) maksudnya bisa mengathofkan ma’thuf pada mathuf alaih
yang mendahului, yang bersamaan atau yang setelahnya didalam hukumnya,
sedangkan untuk menentukannya dengan melihat qorinahnya.
Contoh :
a)
Ma’thuf alaih yang mendahului ma’thuf :
ولقد ارسلنا نوح ولقد ارسلنا نوحا وابراهيم
(dan kami benar-benar telah mengutus Nuh dan
Ibrohim)
Maksudnya : terutusnya nabi Nuh itu mendahului nabi Ibrohim
b)
Ma’thuf alaihnya setelah ma’thuf
كدلك يوحى إليك وإلى الذين من قبلك الله العزيز
الحكيم
(Demkianlah
Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, mewahyukan kepada kamu (Muhammad) dan
kepada orang-orang yang setelah kamu).
c) Ma’thuf alaihnya bersamaan dengan ma’thuf
فأنجيناه واصحا
( Maka
kami (Allah) menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang diperahu.)
2. Maknanya Fa’
Fa’ itu bermakna
tartib yang muttasil (artinya ma’thuf itu terjadinya setelah ma’thuf alaih
secara langsung/tidak terpisah waktu yang lama menurut Urf nya manusia). Tartib
dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Tartib Maknawi
Artinya
antara ma’thuf dan ma’thuf alaih dalam kejadiannya memang berurutan, Seperti :
a.
زيد فعمروجاء
Telah datang Zaid lalu Umar
b. الذى خلق فسوى Yang
menciptakan dan yang menyempurnakan (penciptannya). (Al A’la : 2)
2) Tartib Dzikri
Artinya hanya
berurutan dalam penyebutannya saja, tempatnya yaitu ketika mengathofkan ma’thuf
yang merupakan perincian (mufashol) pada ma’thuf alaih yang mujmal (global).
Contoh :
a) دى نوح ربه فقال إن ابنى من اهلىونا
(Nabi Nuh memanggil Tuhannya, lalu berkata : sesungguhnya
anakku adalah keluargaku)
b) توضاء فغسل وجهه ويديه ومسح راسه ورجليه
Dia berwudlu, lalu membasuh wajahnya dan kedua tangannya, dan
mengusap kepalanya dan kedua kakinya.
3. Maknanya
ثم
Yaitu
menunjukkan makna tartib Infishol (artinya ma’thuf itu terjadi setelah
ma’thuf alih dengan secara tidak langsung, karena dipisah waktu yang lama
menurut ‘Urf).
Contoh :
1) جاء زيد ثم عمرو
( telah datang zaid kemudian Umar )
2) Dan
seperti Firman Allah :
والله خلقكم من تراب ثم نط
والله خل “dan Allah menciptakan kalian dari tanah
kemudian dari air mani”. (Al Fathir : 11)
4. Syarat Mengathofkan dengan حتى ada dua, yaitu :
a. Ma’thuf merupakan bagian
atau seperti bagian dari ma’thuf alaih
Contoh :
a) Ma’thuf merupakan bagian
dari ma’thuf alaih.
اكلت السمكة حتى رأسه ا
( Saya makan ikan sehingga kepalanya )
b) Ma’thuf seperti bagian
dari ma’thuf alaih.
اعجبتنى الجارية حتى حديثها (
Wanita muda itu mengagumkanku sehingga perkataannya).
b. Ma’thuf merupakan Ghoyah
(puncak/batas akhir) dari ma’thuf alaih, baik dalam segi kelebihan atau
kekurangan.
Contoh :
a) Ghoyah dalam kelebihan.
مات الناس حتى الانبياء
( Manusia pasti mati sehingga
para Nabi )
b)
Ghoyah dalam kekurangan
قدم الحجاج حتى
المشاة
orang
yang berhaji itu telah datang sehingga orang-orang yang berhaji dengan berjalan kaki.
5. ام yang dilakukan sebagai huruf
Athof.
Yang dilakukan
sebagai huruf athof adalah ام muttasilah,
yaitu yang bertempat pada dua tempat, yaitu :
a. ام yang terletak
setelah hamzah taswiyah.
Hamzah taswiyah
yaitu hamzah yang masuk pada jumlah, yang jumlah tersebut dengan ام bisa di tempati
dengan masdar, yang biasanya terletak setelah lafadz سواء,
ابالىما
dan sesamanya, ام yang terletak
setelah hamzah taswiyah bisa berada diantara dua jumlah yang berbeda.
Contoh :
a)
Yang terletak diantara dua jumlah fi’liyah.
1. سواء على اقمت ام
قعدت
(Bagiku sama saja, apakah kamu berdiri
atau duduk
Ta’wilannya
:
اء على
قيامك ام قعودك سو
Dan seperti firman Allah :
علينا
أجزعنا ام ص Sama saja bagi
kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar, (Ibrohim : 21)
Ta’wilannya :
اء علينا جزعنا اوصبرناسو
b)
Yang terletak diantara dua jumlah ismiyah.
ولست أبلى بعد فقدى مالكا * أموتى ناء ام هو الآن
واقع
Setelah kematian
penguasa, aku tidak memperdulikan, apakah kematianku masih jauh atau kematianku daang saat ini.
c)
Terletak diantara dua jumlah yang berbeda.
سواء علينا أدعو تموهم ام انتم صامتون
Sama saja bagi kalian, apakah kalian
menyembah (berdo’a) pada berhala atau kalian diam.
Ta’wilannya : اء عليكم دعوتكم إياهم ام صم وتكمسو
b. ام yang terletak
setelah المغنية عن ايالهمزة
(hamzah yang
bersamaan dengan ام yang setelahnya
bisa menempati pada tempatnya lafadz اي), yaitu hamzah
yang bersamaan ام yang
menunjukkan makna mencari kepastian diantara dua perkara, ام seperti ini
gholibnya berada diantara dua lafadz yang mufrod.
Contoh :
Yang terletak diantara dua lafadz yang mufrod.
Inilah yang gholib (banyak terjadi),
1.
أزيد
عندك أم عمرو Apakah
Zaid yang disisimu ataukah Amr?
Ta’wilannya :
أيهما عندك Apakah
kalian, yang lebih sulit menjadikannya, ataukah membangun langit?
6.
Maknanya huruf athof أو
Huruf athof أو
memiliki beberapa makna, yaitu :
a. Takhyir.
Contoh :
a. Takhyir setelah tholab lafdzon.
a) من مال ى درهما او دينا
Ambillah sebagian
dari hartaku, dirham atau dinar
b) تزوج هندا او اخته Nikahilah
Hindun atau saudaranya
b. Takhyir
setelah tholab taqdir.
ففدية من صيام او صدقة اونسك
maka membayar fidyah,
(hendaknya) melakukan puasa atau shodaqoh atau nusuk.
Taqdirnya : ليفعل من صيام
c. Bermakna
Ibahah.
Contoh :
جالس العلماء او الز هاد
Bergaullah dengan
para ulama atau dengan orang-orang yang zuhud
c. Bermakna Taqsim (membagi)
Contoh :
kalimah itu ada adakalanya isim atau
fiil atau huruf
d. Bermakna Ibham.
Contoh :
a) جاء زيد او عمرو
Telah datang Zaid atau Umar
Makna ini terjadi apabila mutakallim sudah mengetahui siapa
sebenarnya orang yang datang diantara keduanya, lalu ia menyembunyikan hal yang
sebenarnya pada pendengar.
b) Dan seperti firman Allah :
وإنا او إيكم لعلى هدى أو فى ضلال مبين
Dan sesungguhnya kami (Allah) atau kalian (orang-orang
musyrik) yang pasti dalam kebenaran atau kesesatan yang nyata. (Saba’ : 24)
e.
Bermakna Idlrob
Yaitu memindah sesuatu pada sesuatu yang lain (bermakna
bahkan).
Contoh :
ماذا ترى فى عيال قد برمت بهم ۞ ام احصى عدتهم
إلا بعداد
كانوا ثمانين او زادوا ثمانية ۞ لولا رجاۏك قد
قتات أولادى
Bagaimana pendapatmu tentang anak-anakku, yang aku telah
bosan dan payah menanggung penghidupan mereka, aku tidak dapat menghitung
mereka kecuali dengan alat penghitung.
Mereka berjumlah delapan puluh orang lebih delapan,
seandainya tiada harapan darimu niscaya aku benar-benar membunuh anak-anakku. (Jarir ibn Athiyah)
Lafadz أو زادوا bermakna بل زادوا
7.
Huruf إما maknanya sama dengan أو
Huruf إما apabila
disebutkan dua kali, maka إما
yang kedua maknanya sama seperti huruf أو,
yaitu apabila terletak setelah kalam tholab maka bermakna takhyir atau ibahah,
dan apabila terletak setelah kalam khobar maka bermakna taqsim, tasykik atau
ibham.
Contoh :
a) Yang bermakna Takhyir.
Nikahilah ada adakalanya Hindun
atau adakalanya saudaranya.
ambillah sebag ambillah sebagian hartaku
adakalanya dinar atau dirham.
b) Bermakna Ibahah.
Bergaulah ad adakalanya ulama
atau orang-orang yang zuhud.
c) Bermakna Taqsim.
الكل
Kalimah itu
adakalanya sim, atau fiil atau huruf.
d) Bermakna Ibham dan Syak.
Telah datang, a telah datang adakalanya
Zaid atau Umar.
8) Huruf athof لكن
Huruf لكن bisa dilakukan
sebagai huruf athof disyaratkan terletak setelah nafi atau nahi.
Contoh :
a. Yang terletak setelah nafi.
1) ما ضربت زيدا لكن
عمرا Aku tidak memukul Zaid tetapi Umar
2) ما قام زيد لكن عمرا
Zaid tidak berdiri tetapi Umar.
b. Yang terletak setelah nahi.
لا تضرب زيدا لكن عمرا
Jangan memukul Zaid tetapi Umar.
9.
Huruf athof لا.
Huruf لاbisa dilakukan sebagai huruf athof
dengan dua syarat, yaitu :
1) Ma’thufnya berupa lafadz yang mufrod
(bukan jumlah).
2) Terletak setelah nida’, amar atau kalam
isbat.
Contoh :
a. Yang terletak setelah Nida’
يا زيد لا عمرو اجتهد
Hai Zaid, bukan Umar rajinlah
b. Yang terletak setelah Amar
اضرب زيدا لا عمرا
Pukullah Zaid, jangan Umar.
c. Yang terletak setelah Kalam
Isbat.
جاء زيد لا عمرو
Telah dating Zaid, bukan Umar
10. Maknanya huruf
athof بل
Huruf athof بل
itu memiliki dua makna, yaitu :
1) Apabila terletak setelah Nafi atau Nahi
Maka maknanya seperti huruf athof لكن, yaitu
menetapkan hukumnya ma’thuf alaih, dan menetapkan kebalikan hokum tersebut pada
ma’thuf.
Contoh :
a. ما قام زيد بل عمرو
Zaid tidak berdiri tetapi Umar.
(Menetapkan hukum tidak berdiri pada Zaid, dan menetapkan
kebalikannya yaitu berdiri pada Umar).
b. لا تضرب زيدا بل عمرا Jangan memukul Zaid tetapi Umar.
2) Apabila di dalam kalam khobar yang
Musbat dan Amar
Maka bermakna idlrob yaitu memindah hukumnya ma’thuf alaih
pada ma’thuf, seakan ma’thuf alaih tidak pernah diucapkan.
Contoh :
a. Yang dalam Kalam Khobar yang
Musbat.
قام زيد بل عمر
Zaid telah berdiri, bahkan Umar.
(Maknanya, yang berdiri Umar).
b. Yang didalam Amar.
اضرب زيدا بل عمرا Pukullah Zaid,
bahkan Umar.
(maknanya, pukullah Umar).
Kaidah Hukum Huruf-Huruf Athaf
Sepuluh huruf di atas mempengaruhi athaf
sehingga mengikuti ma’thufnya dalam segi pengi’rabannya di dalam
kalimat. Para ‘ulama ahli nahwu menyebutkan ada beberapa kaidah yang harus
diperhatikan dalam hukum huruf-huruf athaf, diantaranya yaitu :
1) فإن كان المتبوع مرفوعا كان التابع مرفوعا
Apabila matbu’nya marfu’ (berada
dalam keadaaan rafa’) maka tabi’nya pun harus berada dalam
keadaan marfu’. Contoh : قابلني محمّد و خالد
2) وإن كان المتبوع منصوبا كان التابع منصوبا
Apabila matbu’nya manshub (berada
dalam keadaan nashab) maka tabi’nya pun harus berada dalam
keadaan nashab. Contoh : قابلتُ محمّدا و خالدا
3) و إن كان المتبوع مخفوضا كان التابع مخفوضا
Apabila matbu’nya makhfudl (berada
dalam keadaan khafadl) maka tabi’nya pun harus berada dalam
keadaan khafadl. Contoh : مررتُ بمحمّد و خالد
4) و إن كان المتبوع مجزوما كان التابع مجزوما
Apabila matbu’nya majzum (berada dalam keadaan jazm)
maka tabi’nya pun harus berada dalam keadaan jazm. Contoh : لم يحضرْ خالد او يُرسلْ رسولا
Dan dari berbaga contoh-contoh
diatas kita dapat mengetahui bahwa isim hanya dapat diathafkan
pada isim dan fi’il hanya dapat diathafkan pada fi’il.
PEMBAGIAN ATHAF
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
1. Athaf Bayan عطف بياناَلتَّابِعُ اَلْجَامِدُ المُشَبَّهُ لِلصِّفَةِ فِى اِيْضَاحِ مَتْبُوْعِهِ
“Tabi’ (lafazh yang mengikuti) yang jamid dan menyerupai terhadap sifat dalam menjelaskan matbu’nya”
Contoh Athaf Bayan :
اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُو حَفْصٍ عُمَرُ
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
1. Athaf Bayan عطف بياناَلتَّابِعُ اَلْجَامِدُ المُشَبَّهُ لِلصِّفَةِ فِى اِيْضَاحِ مَتْبُوْعِهِ
“Tabi’ (lafazh yang mengikuti) yang jamid dan menyerupai terhadap sifat dalam menjelaskan matbu’nya”
Contoh Athaf Bayan :
اَقْسَمَ بِاللهِ اَبُو حَفْصٍ عُمَرُ
2. Athaf
Nasaq عطف نسقالتَّابِعُ الْمُتَوَسِطُ بِيْنَهُ
وَبَيْنَ مَتْبُوعِهِ اِحْدَى الحُرُوفِ العَطْفِ العَشَرَةِ
Tabi’ ( lafazh yang mengikuti) yang antara ia dengan matbu’nya ditengah – tengahi oleh salah satu huruf athaf yang sepuluh
Contoh Athaf Nasaq : أُخْصُصْ بِوُدِّ وَثَنَاءٍ
Lafazh َثَنَاءٍ di’athafkan ke lafazh وُدِّ dan sedangkan lafazh ثَنَاءٍ itu disebutnya ma’thuf dan lafazh وُدِّ disebut ma’thuf a’laih dan wawu disebut a’thaf.
Tabi’ ( lafazh yang mengikuti) yang antara ia dengan matbu’nya ditengah – tengahi oleh salah satu huruf athaf yang sepuluh
Contoh Athaf Nasaq : أُخْصُصْ بِوُدِّ وَثَنَاءٍ
Lafazh َثَنَاءٍ di’athafkan ke lafazh وُدِّ dan sedangkan lafazh ثَنَاءٍ itu disebutnya ma’thuf dan lafazh وُدِّ disebut ma’thuf a’laih dan wawu disebut a’thaf.
PEMBAGIAN ATHAF
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
1. Athaf Bayan (عطف بيان)
2. Athaf Nasaq ( عطف نسق)
Athaf terbagi menjadi 2 bagian :
1. Athaf Bayan (عطف بيان)
2. Athaf Nasaq ( عطف نسق)
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ATHAF ialah kata nama yang mengikuti akhiran kata
yang menghubungkan dengan menempati kedudukan terhubung (ma’thuf), dan ia harus
dibaca mengikuti baris akhiran kata nama sebelumnya kemudian di antara huruf –
huruf athof yang harus di – ikuti salah satu ialah :
Contoh : ATذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan)
Contoh : ATذَهَبَ أحْمَدُ وَ عَلِيٌّ : telah pergi Ahmad dan Ali (bersamaan)
B. Saran
1. Agar kita memperlajarinya dengan teliti agar tidak salah faham.
1. Agar kita memperlajarinya dengan teliti agar tidak salah faham.
2. Agar pembaca lebih berhati – hati dalam
melakukan percakapan maupun penulisan bahasa arab
Ingin mempunyai mebel jepara atau mebel bagus jepara silahkan lihat kami di
BalasHapusmebel bagus jepara
Ingin mempunyai mebel jepara atau mebel bagus jepara silahkan lihat kami di
BalasHapusmebel bagus jepara
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusi need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttp://kobraaaa.wikidot.com
.